Jumat, 29 Juni 2012

KETIKA SYARI'AT BERBICARA


Kutahu rindu menyeruak di hati bersebab lama tak bersua 
kutahu rindu telah bersemayam bersebab kenangan telah terbungkus rapi 
Kutahu betapa perihnya memendam rindu pun hati menjadi gelisah karenanya 

Namun ketahuilah ada yang lebih perih dari memendam rindu 
sadarilah bahwa tiada yang lebih perih dari melanggar yang haq. 

Ya!

Ketika syari'at berbicara tentang rindu 
ketika itu pula kutahu bahwa kita telah melanggar yang haq
lalu masih pantaskah kita berbicara tentang rindu???

Ketika syari'at berbicara 
maka biarkanlah hati terluka, sebab luka itu takkan lama
namun jangan biarkan hati menjadi gelap selamanya sebab melanggar yang haq

Ketika syari'at berbicara
Tak kubiarkan rindu melabuh di sembarang tempat 
sebab rindu telah memiliki pelabuhannya sendiri
dan tiada pelabuhan yang lebih indah selain pelabuhanNya

Ketika syari'at berbiara 
Maka segera kuhapus namamu dari hati 
sebab aku takut akan murkaNya 

Ketika syari'at berbicara 
Maka kuserahkan segala resah padaNya
sebab hanya padaNya aku bertawakal 

Ketika syari'at berbicara.....
Maka izinkan aku menutup cerita tentangmu 
dan biarkan takdir menjemput segala asa





Sabtu, 16 Juni 2012

MENYELAMI MAKNA HIDUP SESUNGGUHNYA




            Kian hari kian banyak saja orang yang mengeluh tentang peliknya hidup ini.  Tak jarang pula kita menyaksikan sebagian besar dari kita merasakan bosan dan jenuh dalam mengarungi hidup ini. Dan salahsatu penyebab dari persoalan di atas adalah banyaknya permasalahan yang kita hadapi dalam hidup ini. Mulai dari masalah ekomoni, pendidikan, musibah, serta permasalahan tingginya harga sembako, dan lain sebagainya.

            Tetapi jika kita telaah lebih dalam lagi, maka penyebab kejenuhan dan keluhan kita tentang hidup ini adalah dikarenakan kurangnya pemahaman kita tentang tujuan Allah menciptakan kita. Sehingga rasa syukur tak dapat hadir di hati kita. Persoalan inilah yang akhirnya membuat kita gelisah karena sedikit sekali di antara kita yang menyadarinya.

Tujuan Allah Ta’ala Menciptakan Manusia

“Tidaklah Ku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” (QS: Az-Zariyat:56)

Singkat tetapi tegas dan jelas sekali ayat di atas. Dan tahulah kita  sekarang bahwa tujuan dari kehidupan ini tak lain adalah untuk  beribadah kepada Tuhan yang telah menciptakan kita yakni Allah SWT. Dengan kata lain, ayat ini menuntut kita untuk terus melakukan kebaikan di muka bumi ini.

“Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung.” Demkian perintah Allah SWT dalam Surah Al Hajj ayat 77.

Perkara penting yang harus kita ketahui setelah  mengetahui tujuan dari hidup ini adalah menyadari bahwa hidup tidak akan luput dari ujian dan permasalahan. Sebab Allah Ta’ala berfirman “Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” ingatlah bahwa pertolongan Allah itu dekat.” (QS:2:214)

Al-Qur’an, sebaik-baik pedoman dan solusi segala persoalan hidup

            Betapa Maha Bijaksananya Allah SWT yang telah menciptakan kita dengan sebaik-baik bentuk. Allah yang memberikan kita ujian sebagai wasilah kita menuju keridhoanNya, Allah pula yang menyediakan pedoman pada kita agar kita tidak tersesat dalam melangkah. Yakni Al-Qur’anul Karim. Sebagaimana Firman Allah Ta’ala “(Al- Qur’an) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” (QS: Jaasiyah:20)

            Contoh, ketika kita merasa kesulitan dari segi ekonomi, maka Al-Qur’an mengingatkan kita “… siapakah yang memberi rezeqi kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan? Maka mereka menjawab “Allah” Maka katakanlah, ‘Mengapa kamu tidak bertaqwa?’” (QS:Yunus:31)

            Ketika kegelisahan bersemayam dalam hati kita, Al-Qur’an memberikan solusi pada kita “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (QS:Ar-Ra’d:28)

            Ketika sepasang suami istri cemas karena belum juga dikaruniai anak, maka ingatlah kisah Ibrahim ‘Alaihissalam yang mendapatkan anak di usia tua kemudian berkata “Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tuaku Isma’il dan Ishaq. Sungguh, Tuhanku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.

            Dan ketika musibah dan ujian tak henti-henti menimpa kita, maka ingatlah bahwa Allah SWT telah berulang kali menjelaskan di dalam Al-Qur’an bahwa hidup adalah ujian.

 “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS:2:155)

Dapat kita tarik kesimpulan bahwa Al-Qur’an telah begitu sempurna memberikan solusi dari segala jenis permasalahan yang kita temui dalam hidup ini. Tetapi yang menjadi pertanyaan sudahkah kita kembalikan setiap permasalahan kita kepada Al-Qur’an?

Jadi jelaslah sekarang bahwa makna hidup sesungguhnya adalah mensyukuri setiap hal yang terjadi di dalamnya serta terus melakukan ibadah kepadaNya. Sebab tidak ada masalah yang tidak ada solusinya selagi kita bertaqwa dan memahami konsep tawakal yang sesungguhnya. Karena “Harta dan anak-anak adalah perhiasaan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS:Al-Kahfi:46)

Berkaitan dengan kehidupan dunia Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat.” (HR. Muslim)

Keluhan tak akan keluar dari bibir kita ketika kita benar-benar memahami bahwa kedudukan kita di dunia ini tak lain adalah sebagai seorang hambaNya yang sudah selayaknya meninggkatkan ketaqwaan serta mengembalikan setiap masalah hanya kepada sang pemberi masalah itu sendiri yakni Allah ‘Azza Wa Jalla. Dan mari kita merenungkan firman Allah pada surah Al-Imron:185 agar kita istiqomah didalam menjalankan ketaqwaan dan menjauhi segala ma’siat.

“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke surge, sungguh dia memperoleh kemenangan. Dan kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.”

Terakhir mari kita memusahabah diri kita, sudahkah kita memamahi makna hidup sesungguhnya dan semoga Allah Ta’ala mengistiqomahkan kita di atas jalanNya yang haq. Allahumma Aamiin. Wallahu A’lam bishshowwab.