Kamis, 17 Mei 2012

AGAR UKHUWWAH TAK TERPECAH


“... Dan Allah yang mempersatukan hati para hamba beriman. Jikapun kau nafkahkan perbendaharaan bumi seluruhnya untuk mengikat hati mereka, takkan bisa kau himpun hati mereka. Tetapi Allah-lah yang telah menyatupadukan mereka...” (QS. Al-Anfaal: 63)
            Sudah menjadi sunatullah bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri. Itulah penyebab mengapa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial. Sudah menjadi ketetapan pula bahwa kita manusia senantiasa membutuhkan seorang teman dalam menjalani kehidupan ini, baik ketika kita dalam kesulitan maupun dalam kesenangan. Beranjak dari permasalahan inilah maka muncullah sebuah ikatan persaudaraan yang biasa disebut dengan ukhuwah.

            Ukhuwah hadir karena adanya rasa saling mengasihi dan menyayangi sesama muslim yang berlandaskan iman dan takwa kepada Allah swt. Dalam surah Al-Hujurat ayat kesepuluh Allah berfirman “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” Jelas terlihat bahwa Allah lah yang menjadikan umat Islam itu bersaudara dan Allah pulalah yang mempertautkan hati kita dengan sesama muslim.

            Mustahil rasanya perpecahan dapat terjadi, jika kita senantiasa mengukuhkan tali ukhuwah. Sebab dalam ukhuwah itu ada rasa simpati dan empati yang begitu mendalam, sebab dalam ukhuwah itu ada cinta dan kelembutan. Dan karenanya pula sebuah keistiqomahan itu hadir tatkala iman tengah dilanda kefuturan. Itulah penyebab betapa pentingnya menjaga ukhuwah di antara sesama muslim. Hal apa sajakah yang harus kita perhatikan dalam membangun sebuah ukhuwah yang berlandaskan iman? Dan bagaimana cara membinanya agar tak mudah pecah? Berikut penjabarannya:

1. Saling menasehati dalam hal kebaikan

            Setiap muslim mempunyai kewajiban terhadap muslim yang lain di antaranya: Menasehatinya ketika ia memintanya, menjenguk dan mendoakannya ketika ia sedang sakit, hadir ketika ia mengundang, memberikan salam dan saling berjabat tangan ketika bertemu serta mengantarkan jenazahnya ketika ia wafat. Dapat kita ketahui bahwa tugas utama kita sebagai muslim adalah saling mengingatkan dan saling menasehati dalam kebaikan.

            “Sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.” (QS.103: 2-3)

2. Senantiasa berbaik sangka

            “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.” (QS. Al-Hujurat:12)

            Seperti yang kita ketahui bersama bahwa banyak sekali permasalahan yang timbul dari sebuah prasangka jelek kita kepada orang lain. Saling mencurigai misalnya. Bagaimana mungkin sebuah ukhuwah dapat tercipta jika dalam hati kita terdapat rasa curiga yang berlebihan kepada sesama muslim. Dan pada akhirnya kita sendiri yang akan merasakan keresahan akibat dari prasangkaan kita sendiri.

3. Menjaga aib dan menjauhi ghibah

            Sebuah petuah bijak mengatakan “Jagalah aib saudaramu sebagaimana ia mengenal kebaikanmu.”
            Ketika rasa ukhuwah sudah mulai merasuki jiwa kita, maka secara otomatis kita pun akan senantiasa berbagi cerita kepada teman yang sudah kita anggap sebagai saudara sendiri demikian pun sebaliknya. Untuk itu janganlah kita sampai membongkar semua ceritanya kepada orang lain, karena saat ia berbagi cerita pada kita maka saat itu pula ia merasa bahwa kitalah orang yang tepat baginya.

            Rasullah Saw bersabda “ Wahai kalian yang mengaku beriman dengan ucapannya, sedangkan keimanan belum merasuk ke dalam hatinya, janganlah kalian menggunjing orang-orang muslim dan janganlah mencari-cari cela mereka. Sesungguhnya barang siapa yang mencari-cari cela saudaranya yang muslim, nisacaya Allah akan membuka aibnya walaupun berada di dalam rumahnya sendiri.” (HR. Abu Dawud)

4. Menjaga Lisan

            Lidah memang tak bertulang, tetapi coba kita perhatikan betapa banyak perkara yang dikarenakan tidak bisanya kita menata perkataan kita, sehingga banyak pula yang tersinggung karenanya. Kita sering mengganggap seseorang yang dekat dengan kita tidak akan sakit hati dengan segala tingkah dan perkataan kita karena merasa dia paham dengan kebiasaan kita yang mungkin suka ceplas-ceplos. Tetapi kita tidak pernah tahu apa yang ada dalam hatinya. Mungkin saja hatinya sudah terluka parah karena candaan-candaan kita padanya. 

5. Saling memahami dan saling memaafkan

            Tidak selamanya orang lain dapat memahami kita. Untuk itu janganlah kita memaksakan kehendak kita untuk selalu ingin dipahami. Adakalanya kitalah yang harus memahami keadaan orang lain. Karena dengan saling memahami sebuah ukhuwah akan senantiasa terbina dengan baik.

            Dan salahsatu kunci utama agar ukhuwah itu tidak terpecah adalah saling memaafkan. “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan ma’ruf...”(QS. Al-A’raf: 199)

            Sangat wajar jika orang lain melakukan sebuah kesalahan sebab itu manusiawi. Kitalah yang dituntut untuk bisa memaafkan kesalahan orang lain karena kita juga pernah melakukan kesalahan pada orang lain. “... maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.” demikian perintah Allah dalam surah Al-Hijr:85.

6. Saling mendoakan

            Doa adalah senjata seorang mukmin. Alangkah indahnya ketika kita saling mendoakan satu sama lain, agar kita senantiasa terjaga dari kemungkaran. Jadikanlah doa sebagai senjata untuk kita mengeratkan ukhuwah yang telah tercipta.

            Betapa Islam sangat menganjurkan kita untuk selalu menjaga perdamaian, sebab Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin. Allah yang Maha Pencinta sangat mencintai hambaNya yang saling mencintai satu sama lain.
            Diriwayatkan dari Imam Bukhori dan Muslim “Tidaklah beriman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar