“... Dan Allah yang mempersatukan hati para hamba beriman. Jikapun kau nafkahkan perbendaharaan bumi seluruhnya untuk mengikat hati mereka, takkan bisa kau himpun hati mereka. Tetapi Allah-lah yang telah menyatupadukan mereka...” (QS. Al-Anfaal: 63)
Sudah menjadi sunatullah bahwa
manusia tidak dapat hidup sendiri. Itulah penyebab mengapa manusia dikatakan
sebagai makhluk sosial. Sudah menjadi ketetapan pula bahwa kita manusia
senantiasa membutuhkan seorang teman dalam menjalani kehidupan ini, baik ketika
kita dalam kesulitan maupun dalam kesenangan. Beranjak dari permasalahan inilah
maka muncullah sebuah ikatan persaudaraan yang biasa disebut dengan ukhuwah.
Ukhuwah hadir karena adanya rasa
saling mengasihi dan menyayangi sesama muslim yang berlandaskan iman dan takwa
kepada Allah swt. Dalam surah Al-Hujurat ayat kesepuluh Allah berfirman
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” Jelas terlihat bahwa Allah
lah yang menjadikan umat Islam itu bersaudara dan Allah pulalah yang
mempertautkan hati kita dengan sesama muslim.
Mustahil rasanya perpecahan dapat
terjadi, jika kita senantiasa mengukuhkan tali ukhuwah. Sebab dalam ukhuwah itu
ada rasa simpati dan empati yang begitu mendalam, sebab dalam ukhuwah itu ada
cinta dan kelembutan. Dan karenanya pula sebuah keistiqomahan itu hadir tatkala
iman tengah dilanda kefuturan. Itulah penyebab betapa pentingnya menjaga
ukhuwah di antara sesama muslim. Hal apa sajakah yang harus kita perhatikan
dalam membangun sebuah ukhuwah yang berlandaskan iman? Dan bagaimana cara
membinanya agar tak mudah pecah? Berikut penjabarannya:
1. Saling menasehati dalam hal
kebaikan
Setiap muslim mempunyai kewajiban
terhadap muslim yang lain di antaranya: Menasehatinya ketika ia memintanya,
menjenguk dan mendoakannya ketika ia sedang sakit, hadir ketika ia mengundang,
memberikan salam dan saling berjabat tangan ketika bertemu serta mengantarkan
jenazahnya ketika ia wafat. Dapat kita ketahui bahwa tugas utama kita sebagai
muslim adalah saling mengingatkan dan saling menasehati dalam kebaikan.
“Sesungguhnya manusia dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan dan mengerjakan kebajikan serta
saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.” (QS.103:
2-3)
2. Senantiasa berbaik sangka
“Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah
dosa.” (QS. Al-Hujurat:12)
Seperti yang kita ketahui bersama
bahwa banyak sekali permasalahan yang timbul dari sebuah prasangka jelek kita
kepada orang lain. Saling mencurigai misalnya. Bagaimana mungkin sebuah ukhuwah
dapat tercipta jika dalam hati kita terdapat rasa curiga yang berlebihan kepada
sesama muslim. Dan pada akhirnya kita sendiri yang akan merasakan keresahan
akibat dari prasangkaan kita sendiri.
3. Menjaga aib dan menjauhi ghibah
Sebuah
petuah bijak mengatakan “Jagalah aib saudaramu sebagaimana ia mengenal
kebaikanmu.”
Ketika rasa ukhuwah sudah mulai
merasuki jiwa kita, maka secara otomatis kita pun akan senantiasa berbagi
cerita kepada teman yang sudah kita anggap sebagai saudara sendiri demikian pun
sebaliknya. Untuk itu janganlah kita sampai membongkar semua ceritanya kepada
orang lain, karena saat ia berbagi cerita pada kita maka saat itu pula ia merasa
bahwa kitalah orang yang tepat baginya.
Rasullah Saw bersabda “ Wahai kalian
yang mengaku beriman dengan ucapannya, sedangkan keimanan belum merasuk ke
dalam hatinya, janganlah kalian menggunjing orang-orang muslim dan janganlah
mencari-cari cela mereka. Sesungguhnya barang siapa yang mencari-cari cela
saudaranya yang muslim, nisacaya Allah akan membuka aibnya walaupun berada di
dalam rumahnya sendiri.” (HR. Abu Dawud)
4. Menjaga Lisan
Lidah
memang tak bertulang, tetapi coba kita perhatikan betapa banyak perkara yang
dikarenakan tidak bisanya kita menata perkataan kita, sehingga banyak pula yang
tersinggung karenanya. Kita sering mengganggap seseorang yang dekat dengan kita
tidak akan sakit hati dengan segala tingkah dan perkataan kita karena merasa dia
paham dengan kebiasaan kita yang mungkin suka ceplas-ceplos. Tetapi kita tidak
pernah tahu apa yang ada dalam hatinya. Mungkin saja hatinya sudah terluka
parah karena candaan-candaan kita padanya.
5. Saling memahami dan saling
memaafkan
Tidak
selamanya orang lain dapat memahami kita. Untuk itu janganlah kita memaksakan
kehendak kita untuk selalu ingin dipahami. Adakalanya kitalah yang harus
memahami keadaan orang lain. Karena dengan saling memahami sebuah ukhuwah akan
senantiasa terbina dengan baik.
Dan salahsatu kunci utama agar
ukhuwah itu tidak terpecah adalah saling memaafkan. “Jadilah engkau pemaaf dan
suruhlah orang mengerjakan ma’ruf...”(QS. Al-A’raf: 199)
Sangat wajar jika orang lain
melakukan sebuah kesalahan sebab itu manusiawi. Kitalah yang dituntut untuk
bisa memaafkan kesalahan orang lain karena kita juga pernah melakukan kesalahan
pada orang lain. “... maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.” demikian
perintah Allah dalam surah Al-Hijr:85.
6. Saling mendoakan
Doa adalah senjata seorang mukmin.
Alangkah indahnya ketika kita saling mendoakan satu sama lain, agar kita
senantiasa terjaga dari kemungkaran. Jadikanlah doa sebagai senjata untuk kita
mengeratkan ukhuwah yang telah tercipta.
Betapa Islam sangat menganjurkan
kita untuk selalu menjaga perdamaian, sebab Islam adalah agama rahmatan lil
‘alamin. Allah yang Maha Pencinta sangat mencintai hambaNya yang saling
mencintai satu sama lain.
Diriwayatkan dari Imam Bukhori dan
Muslim “Tidaklah beriman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai
saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar