Jumat, 18 Mei 2012

RESEP AGAR ISTIQOMAH



“Yaa Muqollibal quluub, tsabbit qolbii ‘ala diinika” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)

            Siapapun di antara kita pastilah ingin terus istiqomah di atas jalan yang haq. Namun permasalahan istiqomah memang bukanlah perkara yang mudah, butuh perjuangan ekstra untuk bisa mewujudkannya. Sebab kita manusia selalu lebih cenderung pada keburukan. Maka tak salah jika kita mengamalkan doa yang di ajarkan oleh Rasullah SAW di atas. Karena beliau pun senantiasa mengamalkannya, hal ini menunjukkan bahwa tak seorang pun dari kita dapat memastikan bahwa kita akan terus istiqomah di atas iman dan islam.

            Terkait masalah istiqomah, Rasullah SAW pernah didatangi oleh seorang lelaki, kemudian lelaki itu bertanya: “Wahai Rasullah, katakanlah kepadaku satu ungkapan tentang Islam, yang saya tidak memintanya kepada seorang pun kecuali kepadamu.” Rasullah SAW bersabda “Katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqomahlah’”. (HR. Muslim)

            Lagi-lagi kita kembali diingatkan bahwa istiqomah adalah perkara yang urgen. Lalu hal apa saja yang dapat membuat kita istiqomah hingga akhir hayat kita. Berikut jawabannya:

1.      Mengikhlaskan niat dan amalan hanya kepada Allah Ta’ala

Niat adalah suatu perkara yang harus senantiasa kita perbaiki dalam tiap perbuatan kita, karena niat dapat berubah sewaktu-waktu. Suatu amal itu bernilai baik atau buruk tergantung dari niatnya. Di sinilah kita sebagai seorang hamba dituntut untuk senantiasa memurnikan niat hanya untuk Allah ta’ala dengan tujuan agar mendapatkan ridho dariNya.
“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaatiNya semata-mata karena (menjalankan) agama.” (QS. Al-Bayyinah: 5)

2.      Mengikuti sunnah Rasullah SAW

Yang dikatakan istiqomah adalah istiqomah dalam hal kebaikan sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasullah SAW, jadi bukan disebut istiqomah jika kita tekun mengamalkan amalan yang tidak diajarkan oleh Rasullah SAW.

Dari Abu narjih, Al ‘Irbad bin sariyah Radhiallhu ‘anhu ia berkata: ‘”Rasulullah telah memberi nasehat kepada kami dengan satu nasehat yang menggetarkan hati dan membuat airmata bercucuran”, kami bertanya ‘Wahai Rasullah, nasehat itu seakan-akan nasehat dari orang yang akan berpisah selamanya (meninggal), maka berilah kami nasehat’, Rasulullah bersabda “Saya memberi nasehat kepadamu agar tetap bertaqwa kepada Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia, tetap mendengar dan ta’at meskipun yang memerintahmu seorang hamba sahaya (budak). Sesungguhnya barangsiapa di anatara kalian masih hidup niscaya akan menyaksikan banyak perselisihan. Karena itu berpeganglah pada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang lurus dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah olehmu hal-hal yang baru karena sesungguhnya semua bid’ah itu sesat. “ (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

3.      Menuntut ilmu syar’i dan sering duduk di Majelis ilmu

Keistiqomahan akan lahir apabila kita sering duduk di majelis ilmu bersama dengan orang-orang sholih. Sebab hanya di majelis ilmulah kita menemukan wajah-wajah para perindu surga, dengan begitu keinginan untuk terus berlomba-lomba dalam kebaikan akan hadir dengan sendirinya. Rasullah SAW bersabda:

“Apabila kamu melewati taman-taman surga, mak minumlah sampai puas”, para sahabat bertanya “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan taman-taman surga itu?” Rasul menjawab “Majelis-majelis ilmu.” (HR. Thabrani)

4.      Berteman dengan orang yang baik akhlaknya (sholih)

“Seseorang berada di atas agama sahabat karibnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan siapakah yang menjadi sahabat karibnya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Memilih teman dekat adalah prioritas utama dalam Islam, sebab seorang teman sangat berpengaruh untuk kita, maka hendaklah kita hanya berteman dengan orang-orang yang baik akhlaknya. Yang senantiasa bisa memberikan teladan yang baik pada kita, senantiasa mengingatkan kita akan kebaikan, karena merekalah sebaik-baik teman.

5.      Meninggalkan Ma’siat

Ketika melakukan suatu kejahatan (ma’siat) maka pada hakikatnya akan tercipta satu noda di hati kita. Dan noda tersebut akan terus bertambah seiring dengan seringnya kita melakukan ma’siat hingga lambat laun hati kita menjadi pekat. Demikianlah perumpaan orang yang berma’siat. Hati menjadi sulit menerima hidayah dan dengan begitu ia akan jatuh pada kefuturan sebab tak ada lagi lentera dalam hatinya. Maka salah satu kunci istiqomah adalah meninggalkan ma’siat dan bertaubat dengan sebenar-benar taubat kepada Allah ta’ala.

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kepada Allah dengan sebenar-benar taubat, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahan kamu dan memasukkan kamu kedalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (QS:66:8)

6.      Perbanyak Tahajud

Sepertiga malam adalah waktu paling berharga karena di saat itulah Allah turun ke bumi dan mengabulkan permohonan hambaNya yang sungguh-sungguh. Maka bruntunglah orang-orang yang senantiasa menegakkan sholat Tahajud karena ia akan menjadi suatu lentera yang dapat menjaga keimanan seorang muslim.

“Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam”. (QS:51:17)

Dan mari kita berdoa semoga kita senantiasa menjadi hamba yang istiqomah di atas DienNya yang haq. Wallahu A’lam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar