Sebagai makhluk bernyawa, kita kerap
kali merasakan betapa peliknya hidup ini. Dan yang seperti kita ketahui bersama
bahwa banyak sekali saudara-saudara kita di luar sana yang memilih mengakhiri
hidupnya dengan berbagai cara karena merasa tak sanggup dengan segala
permasalahan yang ada dalam hidup ini.
Berbicara tentang hidup berarti
membicarakan tentang masalah. Sebab sudah menjadi sunatullah bahwa hidup ini
tak lepas dari masalah, sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat
155. “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar.
Jelas sekali ayat di atas menegaskan
bahwa Allah akan memberikan kita ujian dalam hidup ini. Dan tentunya hal
tersebut tak lain adalah untuk menaikkan derajat kita. Jangankan kita manusia
yang penuh dosa, para nabi-nabi Allah pun tak luput dari ujian. Rasullah SAW
contohnya. Betapa banyak sekali ujian yang dipikulnya ketika beliau berdakwah.
Mulai dari diludahi, dilempari dengan kotoran, sampai dikatakan gila oleh para
musuhnya dan lain sebagainya.
Tetapi Allah menciptakan masalah
bukan untuk kita tangisi, bukan untuk kita sesali, bukan pula karena Allah
benci pada kita. Masalah hadir adalah untuk disyukuri. Sebab bagaimana mungkin
kita bisa menacapai gelar taqwa jika bukan karena kita lulus dari berbagai
masalah yang Allah berikan. Dan kunci untuk dapat lulus dengan predikat taqwa
tak lain adalah sabar. “Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik.” Demikian
perintah Allah dalam surah Al-Ma’arij: 5.
Sabar. Sebuah kata yang sangat mudah
untuk kita lontarkan, tetapi sangat sulit untuk kita amalkan dalam kehidupan
ini. Hanya segelintir orang saja yang mampu bersabar ketika sedang dilanda
persoalan.
Perlu
sedikit digaris bawahi bahwa sabar bukan berarti pasrah dan tak berbuat
apa-apa. Di kalangan ahli sunah ada tiga hal yang harus dilakukan ketika
menghadapi masalah, yakni bersabar, berdoa, kemudian mencari jalan keluar.
“Hai orang-orang yang beriman,
mintalah pertolongan dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah:153)
Lagi-lagi Allah menegaskan pada
kita, betapa Allah sangat mencintai orang-orang yang bersabar. ‘Aidh al-Qorni
dalam bukunya La Tahzan mengatakan: “Apakah Anda punya solusi lain selain
bersabar? Dan apakah Anda mengetahui senjata lain yang dapat kita gunakan
selain bersabar?” Semakin jelas saja bahwa tak ada jalan lain untuk menghadapi
segala ujian selain dengan bersabar.
Dan ternyata bersabar bukan hanya
dilakukan ketika kita sedang dihimpit berbagai persoalan, tetapi juga ketika
kita tengah berada pada posisi senang dan berkecukupan. Dari Abd Rahman bin Auf
ra, Beliau berkata “Kami pernah diuji oleh Allah Swt dengan berbagai kesulitan
bersama Rasullah Saw dan kami mampu bersabar. Kamipun diuji oleh Allah swt
dengan berbagai kenikmatan setelah masa Rasullah Saw, dan kami tidak mampu
bersabar.” (HR. Turmudzi)
Lalu bagaimana cara bersabar ketika
kita tengah berada dalam kenikmatan? Maka jawabannya adalah syukur. Syukur itu
tak cukup dengan mengatakan ‘Alhamdulillah’ saja, tetapi sebenar-benar rasa
syukur adalah mempercayai dan meyakini akan keesaan Allah Swt dengan cara menjadi
hambaNya yang baik. Serta menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala
laranganNya. “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa
yang kamu mohonkan kepadaNya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah
dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat
mengingkari nikmat Allah.” (Qs.24:34).
Seperti makna syukur yang telah
disebutkan di atas, bahwa syukur itu adalah meyakini akan keesaan Allah. Jelas
bahwa cara pertama untuk bersyukur adalah dengan mengerjakan ibadah dengan
sebaik-baiknya. Sholat misalnya. Lakukan sholat itu dengan khusyu’ sebagai
bukti bahwa kita bersyukur pada Allah. Selain itu, Allah juga telah memberikan
pada kita fisik yang sempurna, dua buah mata, telinga, juga tangan dan kaki.
Alangkah baiknya jika kita menggunakan pemberian Allah tersebut untuk hal
kebaikan seperti menggunakan mata untuk membaca Al-Qur’an dan mulut untuk
menyuruh orang beramal makruf nahi mungkar. Agar kita termasuk golongan
hambaNya yang bersyukur. Dan cara bersyukur yang lain adalah dengan
menyedekahkan sebagian harta kita kepada orang-orang yang kurang mampu di
sekitar kita.
Umar bin Al-Khaththab berkata:
“Dengan kesabaran, kita akan tahu makna hidup yang baik.” Sabar dan syukur
adalah ibarat saudara kembar yang tak bisa dipisahkan. Sebab hidup ini akan
terus berputar. Jika sedang berada di bawah maka sabar adalah solusinya dan
syukur adalah pilihan terbaik ketika sedang berada di atas.
Maka jika kita benar-benar
menerapkan dua hal penting di atas, insya Allah kita tak akan pernah menyerah
dalam mengarungi samudera hidup ini, sebab kita akan merasa bahwa Allah selalu
ada dalam hati kita dalam kondisi apapun. “Jangan terlalu bersedih, selama
engkau masih beriman kepada Allah.” (‘Aidh Al-Qorni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar